People say “I hate Monday” but I usually say “I love Monday”, kalau ditanya alasan saya, sebenernya saya juga tidak punya jawaban yang pasti. Mungkin karena saya tetep bekerja di hari Minggu, atau mungkin karena saya memang tidak punya hari libur jadi setiap hari sama. Ahh, tapi saya paling tidak suka jawaban mungkin, itu hanya memberikan pertanyaan pertanyaan lain. Jadi saya akan menjawab, saya suka hari Senin karena di hari ini merupakan “permulaan” dan menerut saya hari Senin memberikan saya banyak harapan baru.
Seperti biasa, hari ini saya bangun pukul 06.30 WIB (tentunya setelah mematikan 2 alarm HP dan satu jam waker pemberian bos saya). Saya tidak langsung beranjak dari tempat tidur saya. Saya membuka mata saya, mengambil tempat minum yang sudah saya letakkan di samping tempat tidur saya dan meneguknya beberapa kali. Ahh, segar setelah itu saya mengecek inbox di HP saya, saya juga heran, saya kan tidur jam 11 ato 12 malam, kok setelah itu masih ada orang – orang yang SMS, kenapa tidak menunggu pagi (bukan Peterpan). Tanpa sarapan, saya berangkat ke kampus setelah mandi dan mengoleskan beberapa lapis acne cream untuk wajah saya yang “berbintang”.
Mata kuliah pertama adalah book report, kali ini membahas novel yang berjudul David Cepperfield karya Charles Dicken, seperti biasa saya datang terlambat, semua dosen maklum apalagi mahasiswa yang lain, mereka sudah menganggap ini sebagai rutinitas saya. Sebenarnya karena tiga bulan terakhir saya siaran pagi dari jam 5 sampai jam 7 jadi pasti telat di mata kuliah pertama yang di mulai jam 7 tepat. Sayang saya belum sempat baca novel itu, jadi saya memilih diam pada sesi tanya jawab. Minggu lalu saya tertarik membaca sebuah novel karangan Dickens juga, Oliver twist, dan sebuah novel yang menceritakan seorang tokoh king Arthur, jadi saya tidak sempat membaca David C. Tapi bukan masalah yang besar, karena saya optimist mendapat nilai yang bagus setelah memberikan presentasi saya beberapa minggu yang lalu tentang The Uncle Tom’s Cabin karya Harriet Beecher Stowe. Mungkin sedikit kepedean tapi mungkin itu sudah menjadi salah satu watak menonjol saya. Setelah itu saya pindah ke ruangan sebelah, ruangan yang sebenarnya tidak mampu menampung lebih dari 45 mahasiswa, tapi sering dipaksa untuk menampung 50 – 60 mahasiswa, wow pemerkosaan ruangan. Setelah itu saya masuk ke kelas Literature, dan ternyata hanya diberi tugas untuk membaca novel Twilight dan minggu depan harus mengapresiasikan novel dan filmnya. Tapi saya tidak tertarik untuk membaca novel itu, mungkin karena saya sudah menonton filmnya, jadi saat saya mencari novel saya lebih memilih novel Indonesia, judulnya Coklat karangan Etty Indriati, saya belum selesai membacanya, baru 5 bab, tapi so far novelnya cukup membuat saya tertarik, saya membacanya di sela lagu dan iklan saat saya siaran. Seperti biasa agenda hari Senin di tengah jam kuliah adalah pergi ke ATM untuk mengecek dan mengambil uang (kalau sudah masuk). Uang kiriman dari kakak saya, karena kebutuhan – kebutuhan primer saya masih dibiayai oleh kakak pertama saya, semoga sebelum 5 tahun kedepan saya sudah bisa mulai membalasnya, Amin. Syukurlah uang sudah di kirim, saya pergi ke percetakan untuk mengambil back drop titipan kakak saya. Lalu saya mengunjungi toko musik dan sport buat melihat – lihat biola, karena saya akan menekuni biola kembali setelah bertahun – tahun tidak menyentuhnya sama sekali. Sebelum kuliah bahasa Perancis saya dan teman saya Tine memutuskan untuk minum es kelapa muda di tempat langganan. Setelah kuliah perancis saya makan di KFC, haha packet attack, paket rakyat jelata. Setelah makan kita pergi ke gramed di sana pun saya melihat – lihat biola, sepertinya saya sudah sangat terobsesi, tapi mungkin saya baru akan membelinya bulan depan, toh tinggal beberapa hari. Setelah itu saya balik ke kantor, hujan – hujanan menggunakan Karisma X saya yang sudah menua. Setelah itu saya siaran, seperti biasa dari jam setengah 7 sampai jam 9 malam, tentunya sambil membaca Cokelat. Saya break siaran 30 menit untuk siraman rohani Kristiani, setelah itu saya siaran lagi (harusnya hanya 30 menit, sampai jam 10), ternyata ada masalah dengan relay Pas FM, saya complain ke Indovision, tapi sayang sekali ternyata di sana tidak ada 24 hour Costumer care, jadi saya tidak mendapat jawaban yang sedikit pun memuaskan, dan follow up hanya akan dilakukan besok pagi. Menjengkelkan sebenarnya, tapi betapa tokoh di Cokelat sangat menginspirasi saya untuk selalu bersikap dan berpikir positif, terimakasih Etty Indriati, novel yang bagus. Sekarang siaran saya hari ini sudah selesai, saya berniat pulang, dan meneruskan membaca novel ini.
Seperti biasa selalu saya selalu berusaha mengatakan, Terima Kasih Tuhan untuk pelajaran hari ini.
Oya tadi buku saya di coret – coret dosen Perancis saya, Nichola, native. Dia bilang “How poor your sentences” dengan pronunciation ala engfrance (English – Frances) yang susah sekali di dengar, dan saya merasa seperti mahasiswa yang bodoh (mungkin baru sadar kalau ternyata saya bodoh, hahaha)
Posted in curhat neh
mereka ngomong apa ya…???